Fake Relationship part 9

Fake Relationship.

part 9: SHE WHAT?!

Cast:

–          Kris Wu Yi Fan

–          Kim Taeyeon

–          Byun Baekhyun

–          Park Jiyeon

Genre: Romance

Rated: T

Length: Chaptered

Kris POV

Park Jiyeon? M-mwo? Apa aku tidak salah lihat?

Dan, kenapa, kenapa Taeyeon juga ada di sana?

Gawat.

“Kris-oppa! Ternyata kau ada disini juga!” Jiyeon tersenyum dengan se-cute mungkin, yang aku tahu itu takkan membuatnya cute sedikitpun.

Dasar pengganggu.

Dan dia kembali merangkul lenganku seperti yang biasa dia lakukan saat bersamaku. Namun aku menepisnya, ini sangat menjijikan.

Bukan, ini bukan masalah yang sebenarnya. Masalahnya adalah, Taeyeon juga disini. Wajahnya tenang-tenang saja, tak menunjukkan kemarahan. Namun perasaanku sangat tidak enak, aku hanya takut akan sesuatu, yang bahkan tak bisa kujelaskan.

“Taeyeon ini bukan seperti yang kau pikirkan-”

“Oh, jadi kalian berkencan ya? Selamat untuk kalian berdua.” ia menatapku tajam, kemudian pergi begitu saja meninggalkan kami. Aku berusaha menyusulnya namun Jiyeon merangkul lenganku dengan erat. “Oppa, disini saja. Atau akan ku beritahu  ahjumni.” rengeknya. “Oh, begitukah? Bilang saja pada umma. Aku tidak takut.” Aku menepis rangkulannya dan langsung mengejar Taeyeon. Aku tak peduli meski umma akan memarahiku atau apa, yang sangat kukhawatirkan adalah Taeyeon.

Taeyeon! Taeyeon! Pikiranku terus berteriak. Aku hanya ingin menjelaskan kalau Jiyeon itu bukan siapa-siapa, maksudku, dia hanya…

Flashback

Aku hanya menurut saja ketika eomma mengajakku ke sebuah pertemuan. Mungkin saja pertemuan bisnis. Aku langsung turun dari mobil, dan menyusul eomma yang sudah jalan duluan masuk ke dalam gedung restoran mewah yang merupakan pemandangan biasa untukku. Aku merapikan tuksedo yang kukenakan dan berjalan masuk dengan mantap.

Investor, manager, konglomerat, pengusaha, mereka semua adalah rekan kerja keluargaku. Dan pastinya aku cukup sering bertemu mereka.

“Nah, ini dia, putraku Kris.” eomma tersenyum dan memperkenalkan aku. Aku hanya diam dan membungkuk hormat. “Wu Yi Fan.” ujarku singkat. Tak perlu banyak bicara, sudah kuduga mereka sudah kenal aku yang notabene-nya aku sudah sering bertemu mereka.

“Oh, Kris. Kau sudah cukup besar rupanya. Berapa usiamu?” tanya seorang investor yang kukenal bernama Kim Junsu. “Enam belas tahun.” ujarku singkat.

“Kris, kali ini eomma akan memperkenalkan calon istrimu di masa depan. Percayalah, dia sangat cantik dan anggun, melebihi mantan pacarmu Krystal dulu.”

Aku melebarkan mataku. Ini gila! Aku tahu perjodohan bukanlah hal asing di kalangan konglomerat seperti kami, maksudku ini adalah istilah halus untuk ‘menjual anak mereka pada orang lain demi uang’ namun aku tidak sudi! Aku ingin menentukan calon istri dan masa depanku sendiri. Namun aku tahu, seberapa kuat aku menolak, aku tak bisa melawan ibu tiriku ini. Terpaksa aku hanya menurut saat eomma menggandengku entah kemana.

“Tuan Park Jungsoo, ini dia putraku yang sering kuceritakan.” ujar eomma saat kami berada di hadapan seorang pria tinggi yang kuperkirakan usianya empat puluhan. Namja itu tersenyum dan menepuk pundakku. “Wah, dia tinggi sekali dan tampan. Jadi kau ya yang sering diceritakan sebagai si jenius kecil dari keluarga Wu?” tanya namja itu. “Sekarang jenius kecil itu sudah berusia enam belas tahun.” eomma terkekeh bersama namja itu, sementara aku hanya diam saja. Lagipula kurasa tak ada yang lucu. “Jiyeon, kemarilah. Ini calon suamimu.” Tuan Park menoleh ke belakang. Kurasa dia memanggil calon istriku yang takkan pernah jadi istriku ini.

Seorang gadis berambut coklat panjang bergelombang berjalan anggun menghampiri kami. Ia memakai gaun berwarna pastel dan sepatu berhak tinggi. Namun kurasa aku takkan menyukainya. Aku tak suka dengan gaunnya yang terlalu mini dan make-upnya yang terlalu tebal. Cih, benar-benar bukan tipe ideal-ku.

Ia tersenyum menatapku, “Park Jiyeon imnida.” ia membungkuk. “Wu Yi Fan.” ujarku singkat tanpa menatapnya sedikitpun. Aku langsung menatap eomma. “Eomma, dia memakai make up lebih banyak daripada pakaiannya. Aku tidak menyukainya. Aku pergi sekarang.” ujarku singkat. Gadis itu kelihatan shock sekali mendengar pernyataanku. Namun aku tak peduli, aku tetap berjalan keluar ruangan.

End of flashback.

Aku menggaet tangan kanan Taeyeon dan memaksanya untuk menatapku. “Apa?” tanyanya ketus. “Taeng, bukan maksudku-”

Plakk!

“Apa? Kau memintaku jadi pacar kontrakmu, sedangkan kau sudah punya pacar? Dasar brengsek! Aku tidak akan sudi melihatmu lagi seumur hidupku!” teriaknya sambil menghempaskan genggaman tanganku dan berbalik.

Aku memegangi pipiku yang kemerahan. Sungguh perih, namun tak seperih hatiku yang kurasakan ini. Perasaan apa ini? Aku merasa aku sangat terluka. Ini tak pernah kurasakan sebelumnya, dan ini benar-benar menyakitkan. Maksudku, aku seperti merasa bersalah. Dulunya aku selalu memainkan perasaan mantan-mantan pacarku tanpa rasa bersalah namun ini berbeda. Kenapa ini?

Taeyeon POV

Aku tak percaya ini, maksudku ini benar-benar gila. Ini sungguh tidak masuk akal. Tega-teganya dia memainkan perasaanku seperti ini? Dasar makhluk tak berperasaan. Aku tak sudi berbicara padanya lagi.

Aku berencana untuk membolos seharian dari sekolah dan bermain di taman dekat rumahku untuk menenangkan diri. Dengan kondisi seperti ini bukankah tidak memungkinkan untuk ikut pelajaran? Dan semoga saja eomma tidak mengetahui tentang ini atau beliau akan membunuhku.

Kusandarkan tubuhku di kursi taman yang tersedia. Aku menarik napas panjang berkali-kali sampai aku merasa sedikit baikan. Mataku perih sekali, entah kenapa. Dan aku agak susah menarik napas. Ini benar-benar menyebalkan. Meskipun hanya pacar kontrak-nya, dia mestinya tahu kalau aku juga perempuan. Hatiku terluka. Bukan, aku tidak cemburu! Aku tak peduli meski mereka berkencan, tapi setidaknya Kris menghargai perasaanku!

Seseorang menepuk pundakku dari belakang. Aku langsung mengusap kelopak mataku dan menoleh ke belakang. Aku tak menyangka kalau itu Baekhyun yang tersenyum manis padaku. Namun meskipun pangeran pujaanku ada disini, suasana hatiku tidak kunjung membaik saja.

“Baekhyun-ah? Kau membolos?” tanyaku serak. “Kulihat noona agak kacau tadi, lalu kuikuti saja karena aku khawatir.” ia berjalan ke hadapanku. “Bisakah aku duduk di sampingmu?”

Aku mengangguk pelan, “Silahkan.”

Angin semilir mengusap helai rambutku. Sedikit banyak membuatku agak merasa baikan. Ditambah Baekhyun yang ada disampingku. “Noona, Kris-hyung mempermainkan hatimu?”

“Seperti yang kau lihat.” ujarku ketus.

Baekhyun tersenyum dan menerawang ke atas. “Kupikir karena Taeyeon-noona, hyung agak berubah. Maksudku semenjak pacaran dengan noona, Kris-hyung tidak pernah menggoda yeoja lagi.” ujarnya pelan. “Ohh, begitukah?” cibirku. Baekhyun tidak menjawab, hanya mengulum senyum.

“Kupikir pemain seperti dia takkan pernah berubah. Brengsek tetaplah brengsek. Dan itu takkan berubah sampai dia mendapat hukuman yang setimpal. Maksudku, lihatlah, aku merasa terharu mendengar cerita Krystal tentang masa lalu-nya yang ditinggal pergi ibunya. Hey, memang dia pikir dia saja yang ditinggal pergi orang yang dicintainya? Kemudian pelan-pelan aku merasa bersimpati akan dia dan kupikir kami bisa jadi teman. Hah, rupanya tidak mungkin. Aku merasa dibodohi Baekhyun. Dan kemudian, dia mengajakku jadi pacar kontraknya, ternyata dia sendiri sudah punya pacar? Itu adalah hal-hal yang sangat tidak masuk akal. Sekarang dia memintaku untuk mendengar penjelasannya? Jawabannya tidak. Aku tidak perlu mendengar alasan apapun darinya. Aku sudah muak.” ujarku panjang lebar.

Tiba-tiba ujung ibu jari Baekhyun menyentuh dan mengusap pipiku dengan lembut. Aku sontak kaget dan menoleh padanya. “Kau menangis noona. Air mata itu tidak pantas mengalir di wajahmu yang cantik.”

Aku tertegun menatapnya, semburat merah tipis muncul di pipiku.

“Aku takkan membiarkanmu menangis lagi karena hyung. Aku akan menjagamu noona. Aku janji.”

Baekhyun menarik tanganku dan memelukku erat-erat. Aku merasa sedikit nyaman berada dalam dekapannya. Aku lalu memberanikan diri untuk memeluknya erat.  

NEXT CHAPTER UPDATE SOON!!! C:

Mian jelek /bows/